Cara Riset Keyword Pakai Tools Gratis

Dalam dunia digital marketing, riset keyword bukan sekadar mencari kata yang banyak dicari; lebih dari itu, ini bentuk strategi untuk memahami apa yang sebenarnya dicari audiens di mesin pencari. Bagi pemula atau pebisnis kecil dengan anggaran terbatas, menggunakan tools gratis adalah opsi paling masuk akal. Artikel ini membahas cara riset keyword gratis dengan berbagai tools yang mudah diakses—tanpa harus mengeluarkan biaya besar—sehingga Anda bisa memaksimalkan strategi konten dan SEO dari nol.

Mengapa Riset Keyword itu Penting?

  • Menentukan Topik Berkualitas: Dengan riset keyword, Anda tahu topik apa yang berpotensi mendatangkan traffic tinggi.
  • Memahami Intent Pencarian: Apakah pengguna mencari informasi (informational), ingin membeli (transactional), atau mencari navigasi (navigational)? Contoh, “harga laptop 2025” bersifat transactional, sementara “cara merawat laptop” bersifat informational.
  • Persaingan di SERP: Melalui tools Anda bisa melihat seberapa kompetitif sebuah kata kunci—memutuskan apakah akan menargetkan long-tail keyword (meski volume rendah, tapi konversinya sering lebih tinggi).

Tool Gratis Populer untuk Riset Keyword

1. Google Keyword Planner

  • Cara Akses: Pastikan Anda memiliki akun Google Ads (meski tidak menempatkan iklan).
  • Langkah Riset:
    1. Buka Google Ads > Tools & Settings > Keyword Planner.
    2. Pilih “Temukan kata kunci baru”.
    3. Masukkan kata kunci dasar (seed keyword) seperti “sepatu lari”.
    4. Lihat estimasi volume bulanan, tingkat persaingan (kompetisi iklan), dan ide kata kunci terkait.
  • Kelebihan & Kekurangan:
    • Kelebihan: Data langsung dari Google, akurat untuk volume pencarian.
    • Kekurangan: Data persaingan hanya untuk iklan (bukan SEO), dan hasil untuk akun baru terkadang hanya menampilkan rentang volume (10–100, 100–1.000).

2. Ubersuggest (Versi Gratis)

  • Langkah Riset:
    1. Kunjungi situs neilpatel.com/ubersuggest.
    2. Ketik kata kunci target, pilih negara, lalu klik “Search”.
    3. Hasil akan menampilkan volume pencarian, skor kesulitan SEO, skor kesulitan iklan, dan CPC.
    4. Scroll ke bagian “Keyword Ideas” untuk melihat varian long-tail dan LSI keyword.
  • Tips Memanfaatkan Ubersuggest:
    • Gunakan fitur “Questions” untuk menemukan pertanyaan yang sering diajukan.
    • Perhatikan skor kesulitan SEO; jika di atas 50, pertimbangkan long-tail dengan skor lebih rendah agar lebih mudah bersaing.
  • Cara Akses: Buka trends.google.com.
  • Manfaat:
    • Melihat popularitas kata kunci dari waktu ke waktu.
    • Menentukan musim atau tren musiman (misalnya, “jaket hujan” meningkat pencarian di musim hujan).
    • Membandingkan beberapa kata kunci untuk melihat mana yang lebih populer.
  • Langkah Riset:
    1. Masukkan kata kunci, pilih wilayah (Indonesia) dan rentang waktu (misalnya 12 bulan terakhir).
    2. Amati grafik tren; jika fluktuatif, gunakan long-tail yang lebih spesifik (misalnya “jaket hujan pria murah”).

4. Answer the Public

  • Langkah Riset:
    1. Buka answerthepublic.com.
    2. Masukkan kata kunci, pilih region, klik “Get Questions”.
    3. Hasil berupa kumpulan pertanyaan (Who, What, When, Where, Why, How, Is, Are, dan lain-lain) serta preposisi.
  • Kegunaan:
    • Membantu membuat konten berbasis pertanyaan audiens.
    • Sangat cocok untuk membuat bagian Q&A (meski bukan “FAQ” secara heading, Anda bisa menjelaskannya dalam paragraf naratif).

5. Keyword Surfer (Ekstensi Chrome)

  • Cara Install: Tambahkan ekstensi Keyword Surfer di Chrome Web Store.
  • Fitur Utama:
    • Menampilkan estimasi volume pencarian langsung pada hasil pencarian Google.
    • Menampilkan related keywords di sidebar beserta volume dan kesulitan.
  • Tips: Gunakan saat browsing untuk mendapatkan insight keyword sambil melihat SERP, tanpa perlu berpindah-tab.

Cara Praktis Menyusun Daftar Keyword dengan Tools Gratis

1. Tetapkan Target Utama (Seed Keyword)

  • Identifikasi topik besar yang relevan dengan bisnis atau niche Anda.
  • Contoh: Jika Anda menulis di niche “Tips Produktivitas”, seed keyword bisa “cara produktif kerja di rumah”.

2. Gunakan Google Keyword Planner untuk Daftar Awal

  • Masukkan seed keyword, kumpulkan 20–30 ide keyword turunannya.
  • Pilih long-tail keyword dengan volume sedang (500–5.000 per bulan) dan persaingan rendah–sedang.
  • Cek skor kesulitan SEO di Ubersuggest. Prioritaskan yang nilai kesulitan di bawah 40.
  • Pastikan kata kunci masih tren atau setidaknya konsisten volumenya (pakai Google Trends).

4. Kumpulkan Pertanyaan Menggunakan Answer the Public

  • Masukkan seed keyword di Answer the Public, lalu catat 10–15 pertanyaan yang relevan (misalnya “bagaimana cara membuat jadwal kerja efektif?”, “aplikasi apa saja untuk manajemen tugas?”).
  • Gunakan pertanyaan ini sebagai subtopik atau judul artikel blog.

5. Lengkapi Data dengan Ekstensi Keyword Surfer

  • Saat mengetik kata kunci di Google Search, lihat sidebar Keyword Surfer.
  • Catat related keyword tambahan (LSI) yang volumenya cukup (≥500/bulan).

6. Buat Daftar Akhir dan Kelompokkan Berdasarkan Intent

  • Bagi keyword ke dalam tiga grup:
    • Informational: “cara menyiapkan jadwal kerja remote”
    • Transactional: “beli planner harian murah”
    • Navigational: “download aplikasi to-do list Android”
  • Dengan cara ini, Anda tahu prioritas konten:
    • Artikel blog (informational) untuk menarik traffic.
    • Halaman landing atau produk (transactional) untuk konversi.

7. Contoh Daftar Keyword (Ilustrasi)

Keyword UtamaVolume (per bulan)Kesulitan SEOIntentCatatan
riset keyword gratis1.20035InformationalCocok untuk artikel blog
tools riset keyword terbaik90040InformationalBisa dibuat review tools
cara riset keyword gratis 202560030InformationalLong-tail, relevan untuk tren
riset keyword YouTube gratis50025InformationalBisa dijadikan niche khusus
riset kata kunci untuk e-commerce70045TransactionalFokus pada pedagang online

Langkah-langkah Membuat Konten Berdasarkan Hasil Riset

1. Pilih Satu Keyword Utama per Halaman/Artikel

  • Jangan mencoba menargetkan banyak keyword tunggal dalam satu artikel karena bisa membuat konten terkesan dipaksakan.
  • Contoh: Untuk artikel “Cara Riset Keyword Pakai Tools Gratis”, fokus pada keyword “riset keyword gratis” dan sisipkan LSI seperti “tools gratis riset kata kunci”, “cara riset keyword YouTube gratis”.

2. Susun Outline Berbasis Intent dan Pertanyaan Audiens

  • Gunakan pertanyaan dari Answer the Public sebagai subjudul (H2/H3), misalnya:
    • H2: Apa itu Riset Keyword dan Mengapa Penting?
    • H2: Tools Gratis yang Wajib Dicoba untuk Riset Keyword
      • H3: Google Keyword Planner – Cara dan Kekurangan
      • H3: Ubersuggest – Tips Memanfaatkan Versi Gratis
      • H3: Keyword Surfer – Keunggulan vs Kekurangan
    • H2: Langkah-langkah Praktis Riset Keyword dari Nol
    • H2: Kesalahan Umum dalam Riset Keyword dan Cara Menghindarinya
    • H2: Cara Mengintegrasikan Hasil Riset ke Strategi Konten Anda

3. Gunakan Listicle dengan Penjelasan Mendalam

  • Misalnya pada bagian “Tools Gratis yang Wajib Dicoba”:
    1. Google Keyword Planner
      • Deskripsi singkat, cara akses, kelebihan, kekurangan, dan tips penggunaannya.
    2. Ubersuggest
      • Contoh tampilan, langkah riset, cara memilih keyword, serta rekomendasi LSI.
    3. Answer the Public
      • Cara mengekstrak pertanyaan, pemanfaatan untuk subtopik, dan contoh aplikasi di artikel.
    4. Keyword Surfer
      • Cara kerja ekstensi, contoh tampilan saat mengetik di Google, dan cara menyimpan data.

Dengan format listicle seperti di atas, pembaca lebih mudah mencerna poin-poin penting tanpa kehilangan konteks.

Tips Tambahan untuk Optimalisasi Riset Keyword

1. Perbarui Riset Setiap 3–6 Bulan

  • Kata kunci populer hari ini bisa jadi kurang relevan beberapa bulan ke depan.
  • Gunakan Google Trends untuk melihat perubahan perilaku pencarian audiens.

2. Perhatikan Kompetitor di SERP

  • Ketik keyword target di Google, analisis 5–10 situs teratas:
    • Apakah konten mereka panjang (long-form) atau pendek (artikel 500–800 kata)?
    • Kata kunci apa saja yang mereka gunakan di judul dan meta description?
  • Pelajari gap konten (content gap) yang bisa Anda isi: misalnya, konten mereka belum membahas “riset keyword gratis untuk YouTube”.

3. Gunakan Data Internal (Jika Ada)

  • Jika Anda sudah punya website, cek Google Search Console untuk melihat kata kunci apa yang sudah mendatangkan traffic.
  • Perbaiki halaman yang memiliki impresi tinggi tapi CTR rendah (perbarui judul, meta description, atau buka peluang menambahkan kata kunci LSI).

4. Integrasikan dengan Strategi Konten Lain

  • Misalnya, jika Anda membuat artikel tentang “Cara Buat Konten Reels untuk Jualan Online” (artikel ketiga di daftar ini), gunakan riset keyword untuk menargetkan kata kunci seperti “template reels gratis”, “tips edit reels cepat”, “ide reels kreatif jualan”.

Paragraf Penutup

Cara Riset Keyword Tools Gratis bukan sekadar mengandalkan satu tools; melainkan proses yang sistematis—menggabungkan data volume, tren, dan pertanyaan audiens—untuk menyusun strategi konten yang tepat sasaran. Dengan mengikuti panduan di atas, Anda bisa memaksimalkan potensi keyword tanpa mengeluarkan biaya besar. Selalu ingat untuk tetap update dengan perubahan tren dan beradaptasi dengan perkembangan algoritma mesin pencari. Semoga berhasil dalam riset keyword Anda!